Profil Kota Pontianak

Kota Pontianak (bahasa Tionghoa: 坤甸, Khek: Khuntîen, Jawi:كوتا ڨونتيانك) adalah ibukota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara kota Pontianak, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Selain itu, Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai itu diabadaikan dalam lambang Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi.

Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.

Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan Banjar Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Pasir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di Sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur. Wilayah inilah yang kini bernama Pontianak.

Akcaya adalah sebuah nama kelurahan di wilayah Pontianak Selatan, kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Letak dan Luas Wilayah

Kelurahan Akcaya terletak di tengah Wilayah Kecamatan Pontianak Selatan dengan   Luas 324,37. Ha.

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Benua Melayu Darat.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kota Baru.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sungai Bangkong.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Parit Tokaya.

 Keadaan Wilayah

  • Suhu maksimum / minimum = 27º C / 32ºC
  • Bentuk daratan terdiri dari daratan dan sungai yang biasa disebut dengan parit.
  • Sebagian besar wilayah diatasnya berdiri bangunan baik untuk perumahan,perkantoran dan rumah toko (ruko)/ daerah perdagangan.

 Pembagian Wilayah Administrasi

Pemerintah Wilayah Kelurahan Akcaya terdiri dari 15 Rukun Warga ( RW ) dan 72 Rukun   Tetangga.